CERPEN - CL'n'BK

Cinta Lamaku Nyaris Bersemi Kembali - Siang itu Aldi begitu kesepian hingga ia lupa akan keadaan perutnya. Bagaimana tidak, meski Aldi mempunyai pacar namun dia tidak bisa bermain meski di akhir pekan, bersenang-senang dan berpacaran layaknya pacaran umur 18-an. Prisca yang merupakan pacar Aldi sudah 3 bulan tidak pulang-pulang, karena sedang melanjutkan studi di luar Kota.
LDR atau Long Distance Relationship yang sering diartikan hubungan jarak jauh kini menimpa Aldi dan Prisca. Itu terjadi karena perbedaan jenjang sekolah, Aldi jadian sama Prisca ketika Aldi di kelas XI sedangkan Prisca di kelas XII.
Meski pesan singkat selalu ada tiap 1 jam satu kali namun Aldi tidak merasakan gairah. Rindu Aldi pun membakar sekujur tubuh tatkala di rumah Aldi, tidak ada siapa-siapa dan harus menjaga warung. Kini di siang hari yang panas Aldi berpikir
“ Untuk apa aku melanjutkan hubungan seperti ini?, aku tidak merasa dicintai, disayangi dan diperhatikan. Benar kata temanku aku itu cowok bego yang mau-maunya pergi ditinggal sama ceweknya. Persi sama Mba Toyib.”                                        Pikiran itu menambah Aldi kecewa dan sakit hati.
Tiba-tiba handphone Aldi berbunyi keras. Ternyata ada sms dari Siti
“Bangunnnn… heh Aldi aku boleh minta tolong gak?”
“hmmm.. bantuin apa ti??” jawab  Aldi dengan malas
“Gni… hari ini kan My beb Ridwan ULTAH”
“teruss….??”
“Jadi ntar km aktng marah gto sama Ridwan, gimana??”
“hmmm… boleh juga, ia dweh aku prepare dulu, mau jamber??” padahal malas
“euu.. sekarang aja jam 1 siang km langsung kerumahnya aja yaa??”
“ia” mendengar seperti
 itu membuat Aldi tambah murung karena orang lain bisa kapan saja bertemu dan melepas rindu. Namun Aldi menerima dengan landasan bosan dirumah dan ingin merayakan pula ulang tahun sahabatnya.
Selepas itu Aldi langsung pergi mandi dan bersiap-siap untuk pergi. Ketika mandi Aldi berpikir bagaimana cara mengerjai Ridwan yang pas tapi pikiran lain pun masuk
“ Nanti gimana kalau aku sendiri, mereka lagi ingin berdua-duaan apa aku harus pulang, atau aku harus ikhlas melihat mereka berpacaran, bermesraan dan bersenang-senang di depan aku yang kesepian ini? Andai saja Prisca ada disini untuk menemaniku”                                                                                                                                      tapi Aldi berusaha menghilangkan pikiran yang dapat mengurungkan niat baiknya.
Secara mengejutkan ketika Aldi melihat telepon genggam ada sms dari Anna yang belum pernah member kabar dari 2 tahun lalu, dengan semangat Aldi membuka sms tersebut
“Haii… apa kabar? Dyi, oopss maaf aku pake nama sayang gak papa kan? Dyi aku minta maaf yaa, buat semuanya.  Aku terlalu banyak salah sama kamu hingga aku tidak berani memberi kabar sebelumnya?”
“Anna??? Aku baik aja, ia gak papa aku suka kok J. Iya wong uda lama aku juga maafin km kok dari dulu. Km gimana kabarnya?? Katanya pacaran sama adik kelas?? Ciee.. meni gk ngasih tahu”
“Aku baik juga Dyi, iya… maaf aku gak ngasih tau dulu aku takut km sakit hati lagi sama aku? Tapi… eu..eu.. “
“Apa Anna??”
“Aku kangen sama kamu Dyii. Aku kangen senyummu, aku kangen kejailan mu aku kangen semuanya”
“Maaf” sambil senyum-seyum sendiri dan hasrat ingin membaca ke dua kali
“ Gak… hhehehe. Lagi apa Dyi? Uda makan?”
“oh… aku lagi diem, belum gak ada yang masak.”
“eu.. makan yuk! Aku traktir dweh?”
“beneran?? Iya aku jemput yaa? Tapi ke Ridwan dulu ya? Kita ikut merayakan ultahnya gimana?”
“oh.. dia ultah ya sekarang? Iya ayo gimana kamu aja Dyi.”
“aku jemput sekarang yaa?” dengan semangat dan senyum lebar
“ia aku tunggu yaa?” Anna pun senang karena dapat bertemu lagi sama Dyi.      Di sela-sela kegembiraan dan kegirangan ada sms dari Prisca ke Aldi
“Sayang… kamu lagi ngapain? Uda makan belum?” dengan polos tanpa rasa salah dan iba.                                                                                                                       Aldi menjadi enggan dan malas membalas sms dari Prisca. Karena kini hati Aldi berkiblat ke Anna yang merupakan mantan pacar di kelas X. Anna sosok perempuan yang cantik, lucu dan yang menjadi nilai plus bagi Aldi adalah keluarga Anna sudah menerima Aldi. Beda dengan hubungan Prisca yang menjalin tanpa sepengetahuan orang tua alias Back Street.

Aldi tersenyum tersipu sambil mengendarai motor ketika dalam perjalanan menuju rumah Anna. Hanya bayangan Anna dan kenangan-kenangan masa lalu ketika sedang merajut asmara kesepian, rindu dan penderitaan pun lenyaplah sudah dari hati Aldi pada saat itu.
Sesampaianya di depan rumah Anna Aldi pun mengirim pesan singkat
“Anna aku uda diluar. Aku malu kerumah.”
“gak papa sini aja! Aku baru selesai ganti baju”
“gak ah… malu sama mamah km. aku tunggu di sini aja.”
“huuuh… ya udah aku ke sana! Padahal mamah nanyain km lho!”
“oh.. gto yah? Ya udah kapan-kapan aku main”
Selang itu Anna keluar rumah dan menghampiri Aldi.
“wah… Anna semakin cantik aja!” dalam hati Aldi
“hey… kok melamun si??” kata Anna
“oh.. iya-iya… ayo!” maka Anna berangkat menuju rumah Ridwan dibonceng Aldi.
Anna yang pada saat itu memakai baju kaos berjaket, celan panjang dan tak lupa memakai jilbab membuat Aldi sempat heran, karena dulu Anna belum pernah memakai jilbab kalau pergi main.
“Anna ?” Tanya Aldi dengan suara merdu
“iaa.. Apa Dyi ?”
“kamu jadi beda yah sekarang ?”
“Beda gimana Dyi? Jadi jelek yaa?”
“gak. Bukan. Kamu jadi cantik? Hehe” dengan nada lembut
“oh.. jadi dulu aku jelek yaa?”
“bukan! Kamu cantik karena memakai jilbab.”
“oh.. ini yaa? Aku kan uda dewasa! Haha. Kamu juga tambah gagah! ”
“masa? Gagah gimana?”
“gagah aja kayak om Hulk! Haha just kidding!”
“huuh dasar”
Sepanjang jalan Aldi dan Anna berbincang melepas rindu dan cerita yang telah terpendam. Perasaan Aldi pun merasa seperti menggali harta karun di hati yang terdalam, wajah berseri-seri dan penuh tawa.
Tak terasa jalan menuju rumah Ridwan yang sekitar 5 Km menjadi singkat dan cepat. Mereka berhenti di warung depan rumah Aldi sambil membeli peralatan tempur seperti tepung, telor dan pembersih lantai.  Aldi menyuruh Anna turun dan acting pura-pura akan mengerjakan tugas kelompok bersama Ridwan yang intinya membuat Ridwan repot.
“Anna, kamu bisa pura-pura gak?”
“pura-pura gimana Dyi?”
“itu pura-pura mau ngerjain tugas, pokoknya buat Ridwan kesal dan repot! Gimana?”
“Bisa! Tapi Dyi, Siti tau gak aku ikut kamu? Dia kan masih sedikit benci sama aku!” Tanya Anna dengan cemas
“ euu.. belum, tapi tenang aja biar aku yang hadapin. Yaa?” Aldi pun merasa cemas, mengingat hubungan Anna dengan Siti kurang baik dan Siti sangat dekat dengan Prisca.
“bener yaa? Kamu yang tanggung jawab?”
“iaa sip deh! Sok cepetan nanti gak ada waktu buat main!”
Setelah itu Anna pergi ke rumah Ridwan untuk melaksanakan rencana tersebut. Aldi hendak mengirim sms ke Siti bahwa persiapan sudah 80%, ternyata ketika melihat handphone sudah ada tiga pesan masuk dari Prisca.
“Sayang, kenapa gak dibalas?” sms pertama
“Sayang kamu lagi sibuk yaa?. Sayang sesibuk apapun kamu jangan sampai telat makan yah! Aku sayang sama kamu” sms kedua
“sayaaaaaaaaaaaaangggggggggg. Kamu kemana?” sms ketiga
Aldi masih merasa enggan membalas sms dari Prisca, Aldi malah sms Siti
“Siti! Dimana? Aku udah di lokasi nih!”
“oh. Ini masih di carry, ribet nih bawa kuenya gede? Udah beli telor sama temannya?” Jawab Siti
“udah pokoknya tinggal aku nanti buat Ridwan marah. Aku titipin di warung.”
“oh ia, paling 3 menit lagi aku sampai sok kamu masuk aja!”
“ia, aku mulai yah? Nanti langsung aja tidak perlu komfirmasi lagi, Oke?”
“Siap, bos!”.
Di tempat lain Ridwan yang sedang main game kaget dan sedikit heran ketika Anna mengetuk pintu rumahnya sambil memanggil Ridwan.
“Ridwan…. Ridwan… Ridwan…!” Teriak Anna.
“seperti suara Anna. Kenapa bisa kesini yaa?” Tanya Ridwan dalam hati “ iaa.. tunggu sebentar!” sahut Ridwan pada Anna
Pintu pun di buka “ Hai, Ridawan! Aku mau ngerjain tugas nih, gak ganggu kan?” Tanya Anna
“i…iya boleh, gak kok. Silahkan masuk!” jawab Ridwan yang masih penuh dengan Tanya
“Ridwan kamu lagi ngapain? Orang tua kamu pada kemana?”
“Aku lagi diem sambil liat tivi, eu.. lagi belanja ke pasar. Eh kenapa gak bilang kalau mau kesini?” Tanya Ridwan
“kan biar supprise eh surprise! Hahaha” jawab Anna dengan polos
“terus sama siapa kesini? Kok bisa tahu rumah aku?”
“naik umum, aku Tanya ke Siti” jawab Anna yang terbata-bata karena bingung
“oh. Emang Siti nya mana? Udah baikan yaa sama Siti, Bagus deh!”
Singkat cerita Anna sukses buat Ridwan kesal dan repot dengan sifat Anna yang kekanak-kanakan dan serba ingin tahu yang tinggi.
Tiba-tiba Aldi datang dengan muka yang asem dan sedikit garang
“Wan! Wan! Wan!” teriak Aldi dari luar
“ia.. siapa yaa?” jawab Ridwan dengan cemas
“ini aku Aldi!”
“oh ia sebentar.” Pintu pun dibuka, “ada apa Di?” Tanya Ridwan
“ah.. jangan banyak omong, katanya kamu ngelaporin aku ke guru BK gara-gara aku merokok di sekolah” Tanya dengan sedikit marah
“gak kok, beneran tahu juga ngak.” Ridwan sedikit ketakutan
“Alah…” Aldi menengok ke dalam “ lagi ngapain lu sama si Anna dua-duan di rumah gak ada siapa-siapa?”
“eh.. jangan mikir macem-macem yaa? Si Anna yang kesini, mau ngerjain tugas” Ridwan terpancing emosi
“eh.. Siti mau kemanain? Atau emang tiap minggu gini? Kasian tahu!” sindir Aldi
“bener-bener lu gak di jaga mulut.”
“Ada apa sih? Berisik tahu malu?” Tanya Anna
“Diem lu cewek gak tau diri” jawab Aldi
“eh, jangan kasar dong sama cewek!” sela Ridwan
Tiba-tiba ketika emosi makin memuncak dan hampir berkelahi, Siti datang sambil menyanyi lagu “selamat ulang tahun” dan membawa kue yang besar lengkap dengan lilin dengan angka 18.
“selamat ulang tahun Ridwan kusayang, semoga langgeung terus sama Siti”
Namun Siti berhenti tatkala melihat Anna yang sudah ada di dalam rumah Ridwan, “kenapa si Anna ada di Ridwan? Jangan-jangan? Ah… gak mungkin Ridwan sudah bersumpah setia.”
“Ikh.. apa ini?? Emang siapa yang ulang tahun?” Tanya Ridwan
“kamu sayang! Ayo tliup lilinnya!!”
Singkat cerita upacara mengerjai Ridwan sukses besar dan Siti tidak berkata apa-apa karena takut merusak suasana. Hingga pada akhirnya meminta ijin untuk bicara dengan Aldi.
“heh.. kenapa ngambil si Anna? Pasti di ajak sama kamu kan?”
“ia emang kenapa?” jawab Aldi dengan polos
“kenapa gak bilang dulu? Kamu tahu kan gimana hubungan aku sama dia?”
“ia tahu!”
“kalau pengen jujur aku sakit hati sama kamu.”
“kok ? emang apa hubungannya?”
‘Plak’ Siti menampar Aldi “kenapa? Kenapa nampar gw?” Tanya Aldi
“Kenapa. Kamu Tanya kenapa? Gak nyadar kamu sama siapa? teh Prisca disana sendirian setia sama kamu, eh kamu malah selingkuh, gak tahu diri!”
“eh jangan bicara sembarangan. Kamu gak kan pernah ngerti lau belum merasakan!”
“merasakan apa heh?”
“merasakan gimana beratnya menyimpan rindu, merasakan gimana beratnya gak ketemu 3 bulan sama orang yang disebut ‘pacar’, merasakan sakitnya melihat orang lain dapat bersenang-senang sama pacarnya dan merasakan gimana pahitnya di bilang cowok yang kalah sama cewek!” jawab Aldi yang sedikit emosi
Siti terdiam sejenak “Tapi kan gak usah gini caranya!”
“terus apa yang bisa kulakukan? Onani? Hah?”
“gak sopan banget”
“ia terus harus gimana? Aku tuh masih SMA aku gak jamin Prisca nikah sama aku, aku … aku .. hanya ingin merasakan indahnya masa muda. Kamu gak bakalan ngerti !”
“Dyi… Dyi… kamu dimana?” Tanya Anna
Aldi menghela napas sambil merelakkan “aku disini, apa Anna?”
“Pulang yuu! Udah sore mau ujan nih!” ajak Anna
“ia ayo” jawab Aldi “Pokoknya gini, aku sudah penuhi keinginan kamu. Kalau kamu ingin Prisca gak ada masalah intinya kamu gak usah bilang tentang hal ini ke Prisca!”
“yaa, gak bisa gitu atuh? teh Prisca itu sahabat dekat aku”
“emang yang biasa sakit karena hal gni siapa? Cewek kan?”
“iya sihh… tapi…”
“udah nurut aja!”
Aldi dan Siti pun kembali keruang utama tepat dimana Anna dan Ridwan berkumpul
“Di makasi yah buat semuanya! Terus maaf tadi sedikit emosi! Hehehe” Kata Ridwan
“ia. Sama-sama, eh aku pulang duluan yaa? Takut ganggu. Hehe”
“ ya udah hati-hati yaa”
“Yap.. ayo Na kita pulang” seru Aldi pada Anna
“ayo, aku duluan yah Wan”
Aldi dan Anna pun keluar dari rumah Ridwan. Anna sedikit penasaran dengan apa yang dibicarakan Siti selama di dapur
“Dyi, aku boleh nanya gak?”
“Nanya apa Say?”
“tadi bicara apa aja sama Siti? Dia marah ya ke aku?”
“gak kok, Cuma bilang makasi aja, udah gak usah dipikirin” jawab Aldi
“Oh, syukur deh!”
“gimana mau main dulu atau langsung pulang?” Tanya Aldi
“langsung pulang aja takut hujan, gak papa kan?”
“gak papa dong, ayo cepet naik”
“yaps, Lets Go!”
Aldi pun menarik gas motor dengan semangat, baru saja melaju sekitar 20 meter hujan pun turun dengan deras,
“Anna gimana hujan? Mau pake jas hujan?”
“Emang ada berapa?”
“Ada satu sih, tapi gak papa kamu aja”
“ia deh, makasi yah? Kamu memang the best!”
Anna pun memakai jas ujan. Perjalanan dilanjutkan dengan kecepatan rendah. Aldi merasa kedinginan dan Anna merasa gak enak
“Dyi kamu kedinginan yaa?” Tanya Anna dengan lembut
“Eu.. sedikit, hehe gak papa kok.”
“Dyi…?”
“iaa, apa Anna?”
“Eu . . . aku boleh . . . peluk kamu gak?” Tanya Anna dengan gugup
Aldi pun merasa terkejut mendengar pertanyaan Anna namun Aldi hanya terdiam membisu tidak menjawab apa-apa. Tapi tiba-tiba Anna memeluk erat Aldi dan berkata,
“Dyi kamu bikin aku selalu nyaman berada di sampingmu”
Aldi hanya terdiam saja
“Padahal aku hanya cinta sama kamu, aku pacaran sama orang lain buat jalan melupakan kamu, tapi… aku gak bisa lupain kamu. Tapi kini kamu sudah sama teh Prisca, aku gak berani ganggu. Mamah aku juga suka nanyain kamu”
Anna berhenti sejenak “Dyi pokoknya aku gak akan pernah lupa sama kamu, termasuk perasaan aku sulit ku pendam, kuharap kamu juga begitu. Aku sayang sama kamu!”
Aldi tetap tidak berkata apa-apa hanya bisa terdiam, mengingat Prisca yang jarang ada di samping tapi kesetiaan, ketulusan dan kasih sayang Prisca jauh lebih besar daripada Anna yang baru bertemu lagi. Aldi pun hanya merasa senang mendengar hal tersebut dan senyum tersipu.
Aldi memacu motor pada kecepatan 40 Km/jam yang terbilang lambat, Aldi ingin merasakan lebih lama dipeluk oleh Anna. Anna tidak berkata apa-apa hanya mungkin komunikasi yang dilakukan dari hati ke hati.
Hari ini merupakan hari terindah bagi Aldi. Yang sempat berpikir akan menjadi hari yang membosankan, berubah menjadi hari yang bersejarah, dimana Cinta Lama Aldi Nyaris Bersemi Kembali kepada Anna. Namun kesetiaan Prisca dapat mencegah Aldi jatuh pada peselingkuhan yang lebih dalam.